Meretas Cakrawala Kata: Makna dan Sejarah Hari Buku Sedunia


Tersembunyi di balik lembar demi lembar kertas, dunia-dunia tak terbatas menanti untuk dijelajahi—demikianlah buku merayakan keabadian gagasan dan kekuatan imajinasi. Pada setiap halaman, tercipta ruang sunyi tempat pikiran bebas menari dan perasaan menemukan maknanya sendiri. Setiap tanggal 23 April, kita memberi ruang untuk menghargai karya-karya yang telah diam-diam membentuk cara kita melihat dunia. Hari peringatan ini bukan sekadar lambang penghormatan terhadap buku, melainkan juga kesempatan untuk merenungkan jejak sejarah dan warisan sastra global. Momen istimewa ini menjadi sangat penting untuk mengagungkan kemampuan buku dalam mentransformasi kehidupan, memperkaya pengetahuan, dan merajut koneksi antar peradaban.

Perayaan yang berkaitan dengan buku telah diadakan oleh penduduk dan pedagang lokal Catalonia, Spanyol sejak abad ke-17 sebagai tradisi untuk menghormati karya sastra dan penulis. Ide ini pertama kali dicetuskan oleh penulis asal Valencia, Vicente Clavel Andrés, yang mengusulkan perayaan tersebut untuk mengenang beberapa penulis Spanyol yang telah wafat.

Tradisi merayakan buku sebenarnya telah tumbuh sejak lama di berbagai penjuru dunia. Tradisi yang paling terkenal adalah  La Diada de Sant Jordi (Hari Santo Jordi) dari Catalonia, Spanyol, dimana setiap tanggal 23 April pria akan memberikan mawar kepada wanita, dan wanita akan memberikan buku kepada pria. Dari tradisi lokal yang penuh makna ini, kemudian lahirlah ide untuk menjadikan hari tersebut sebagai simbol global bagi pentingnya membaca dan menulis.

Sejak tahun 1995, UNESCO menetapkan 23 April sebagai World Book and Copyright Day, atau Hari Buku Sedunia. Tanggal ini dipilih bukan hanya karena tradisinya, tetapi juga karena bertepatan dengan hari wafatnya tiga tokoh besar dalam dunia sastra: William Shakespeare, yang abadi lewat karya-karyanya seperti Romeo and Juliet dan Hamlet; Miguel de Cervantes, penulis novel satir legendaris Don Quixote; serta Inca Garcilaso de la Vega, yang dikenal melalui karyanya Comentarios Reales de los Incas, penghubung antara warisan Inca dan dunia penulisan Barat.

Meskipun Hari Buku Sedunia diperingati pada tanggal 23 April, namun beberapa negara seperti India, Inggris, Swedia, dan Irlandia punya tanggal perayaan sendiri (tempo.co). Di Indonesia, Hari Buku Nasional jatuh pada 17 Mei, bertepatan dengan tanggal berdirinya gedung pertama Perpustakaan Nasional (1980).

Hari Buku Sedunia merupakan perwujudan dari penghargaan terhadap karya-karya sastra dan kontribusi para penulis yang telah membentuk peradaban manusia. Perayaan ini mengingatkan kita akan peran penting buku sebagai sumber ilmu pengetahuan dan refleksi budaya yang terus hidup dan berkembang dari masa ke masa, menjembatani masa lalu dengan masa kini serta masa depan.


Referensi 

Source: https://www.unesco.org/en/days/world-book-and-copyright

Source: https://uici.ac.id/hari-buku-sedunia-diperingati-setiap-23-april-ini-sejarahnya/

Source: https://www.tempo.co/politik/hari-buku-sedunia-diperingati-setiap-23-april-apa-saja-hari-penting-tentang-buku-dan-literasi--65732





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Danantara antara Penyelamat atau Petaka

RUU TNI Sebagai Masa Depan Baru atau Bayang-bayang Lama?

Harganas 2025: Dari Keluarga untuk Indonesia Maju