Jumat Kelabu di Banjarmasin: Tragedi dan Luka Sejarah Orde Baru


Banjarmasin, ibu kota Kalimantan Selatan yang dikenal sebagai kota damai dan toleran, menjadi saksi tragedi kelam pada 23 Mei 1997. Hari itu, dikenal sebagai “Jumat Kelabu”, merupakan salah satu kerusuhan massal paling tragis dalam sejarah Orde Baru. Ratusan orang tewas, ribuan lukaluka, dan berbagai bangunan publik serta fasilitas umum luluh lantak. Peristiwa ini terjadi menjelang Pemilu Legislatif 1997, yang merupakan pemilu terakhir di bawah rezim otoriter Presiden Soeharto. Kala itu, Partai Golkar sebagai partai penguasa melakukan kampanye besarbesaran dengan dukungan penuh fasilitas negara dan aparat keamanan, sering kali tanpa mempertimbangkan ketenangan dan hak-hak masyarakat, termasuk dalam menjalankan ibadah.

Puncak kerusuhan terjadi pada hari Jumat, ketika massa kampanye Golkar menggelar konvoi sepeda motor yang bising dan melewati kawasan Masjid Noor saat salat Jumat masih berlangsung, meskipun sudah ada larangan. Kejadian ini memicu kemarahan umat Muslim yang merasa terganggu saat beribadah. Usai salat, massa berdatangan dan menuju Kantor DPD Golkar Kalimantan Selatan. Bentrokan antara warga dan Satgas Golkar serta FKPPI tak terelakkan. Situasi semakin memanas setelah kabar menyebar bahwa seorang remaja berusia 13 tahun tewas tertembak di depan Masjid Noor. Kerusuhan pun menyebar luas. Kantor partai politik, kantor pemerintahan dari berbagai kabupaten, pusat perbelanjaan seperti Mitra Plaza, bank-bank nasional, bioskop, serta restoran cepat saji menjadi sasaran amuk massa. Api dan kekacauan melanda kota.

Jumlah korban jiwa akibat kerusuhan ini masih menjadi perdebatan. Pemerintah Orde Baru, melalui Menteri Sekretaris Negara Moerdiono, menyebutkan bahwa hanya 24 orang tewas dan 36 luka-luka. Namun, sejumlah organisasi dan lembaga independen mengungkap data yang jauh lebih besar. Tim Advokasi Korban Kerusuhan Banjarmasin tahun 2000 mencatat 238 orang tewas, 1.500 luka-luka, dan sekitar 50 orang hilang. Sementara itu, Komnas HAM pada tahun 2002 melaporkan 140 orang tewas dan 1.000 orang luka-luka. Banyak korban yang tidak dilaporkan secara resmi karena ketakutan keluarga mereka terhadap represi dari pemerintah.

Penyebab kerusuhan ini tidak hanya karena gangguan terhadap salat Jumat, tetapi juga karena akumulasi ketidakpuasan masyarakat terhadap rezim Orde Baru dan Partai Golkar yang dianggap curang, arogan, dan represif. Ketimpangan sosial-ekonomi, ketegangan antar-etnis, serta ketidakadilan dalam pembangunan turut memperburuk situasi. Kerusuhan ini berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Selain kerugian materi yang ditaksir mencapai miliaran rupiah, masyarakat mengalami trauma psikologis mendalam. Banyak yang kehilangan keluarga, sahabat, dan tempat tinggal. Citra Banjarmasin sebagai kota toleran juga tercoreng. Kepercayaan terhadap pemerintah dan aparat keamanan pun runtuh.

Sebagai upaya meredam situasi, pemerintah pusat menurunkan pasukan militer dan menerbitkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1997 tentang Penanganan Kerusuhan Sosial. Instruksi ini memuat perintah untuk menyelidiki kerusuhan, memberi bantuan kepada korban, memperbaiki infrastruktur yang rusak, serta membangun kembali kepercayaan masyarakat. Pemerintah juga membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yang melibatkan unsur DPR, tokoh masyarakat, akademisi, dan media. Namun, hasil investigasi TPF tidak pernah dipublikasikan secara luas, sehingga banyak fakta dan misteri peristiwa ini yang masih belum terungkap hingga hari ini.

Peristiwa Jumat Kelabu Banjarmasin adalah cermin dari kegagalan pemerintah dalam menjaga keadilan dan demokrasi. Tragedi ini menjadi pengingat akan bahaya kekuasaan yang otoriter dan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga nilai-nilai demokratis. Mengingat dan mempelajari kejadian ini adalah bagian dari upaya membangun kesadaran sejarah yang kritis, demi mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.

 

Sources: 

https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23010/

https://elshinta.com/news/268869/2022/05/23/23-mei-1997--kerusuhan-berdarah-tragedi-jumatkelabu-banjarmasin

https://jurno.id/jurnopedia/tragedi-jumat-kelabu-di-banjarmasin-199733

https://klausa.co/sejarah-23-mei-1997-jumat-kelabu-banjarmasin-kerusuhan-yang-menodaisejarah-kota-seribu-sungai/

https://nasional.okezone.com/read/2024/05/23/337/3011958/mengenang-tragedi-jumat-kelabubanjarmasin-27-tahun-lalu?page=all

https://osf.io/r9aqb/download

https://projectmultatuli.org/sisa-duka-tragedi-jumat-kelabu-di-banjarmasin/

Mutaqin, M. A. (2022, June 10). NILAI NASIONALISME PADA PERISTIWA SEJARAH TRAGEDI JUMAT KELABU KOTA BANJARMASIN TAHUN 1997.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Danantara antara Penyelamat atau Petaka

RUU TNI Sebagai Masa Depan Baru atau Bayang-bayang Lama?

Harganas 2025: Dari Keluarga untuk Indonesia Maju